Minggu, 26 Agustus 2012

Peran Istri Dalam Keluarga

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. an-Nisa: 9)

Seorang penulis Perancis Athena L berkata, “Menghadapi Islam dengan menggunakan kekuatan justru membuat agama itu semakin tersebar ke mana-mana. Cara paling efektif untuk menghancurkan Islam dan mencabut akar-akarnya ialah; mendidik anak-anak mereka di sekolah-sekolah Kristen, menanamkan benih-benih keraguan dalam jiwa mereka sejak dini, sehingga tanpa terasa sebenarnya mereka digiring kepada keyakinan yang rusak. Cara seperti ini jauh lebih efektif daripada menjadikan mereka memeluk agama Kristen.”

Upaya kaum kuffar untuk merusak kaum muslimin telah menerobos masuk ke dalam kehidupan umat muslim yang paling privat; keluarga. Inilah bentuk kebencian luar biasa yang telah Allah peringatkan kepada kita. Bahwa mereka tidak pernah ridlo melihat umat ini selamat sampai mengikuti jalan agama mereka. Salah satu strategi berbahaya yang mereka lakukan adalah merusak keluarga-keluarga muslim dan anak cucu mereka.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”(QS. ali Imran: 118).

Di antara cara merusak keluarga muslim adalah meregangkan hubungan antara ibu dengan anak sehingga tercipta disharmonisasi keluarga atau broken home secara tak sadar. Caranya adalah dengan menggalakkan emansipasi wanita. Barat mendorong kaum muslimah agar abai terhadap kewajibannya dalam rumah tangga sebagai ibu dan pengatur urusan rumah tangga.

Para muslimah didorong untuk melepaskan pengasuhan dan pembinaan anak-anak mereka, dan beraktifitas di luar rumah. Dengan alasan aktualisasi diri dan menuntut kesetaraan gender, para muslimah didorong untuk bersaing dengan kaum pria di semua lini kehidupan, khususnya di dunia kerja. Di sisi lain ditumbuhkan rasa minder, inferior bila sekedar menjadi ibu rumah tangga.

Kejadian ini pernah dialami Amerika Serikat pasca Perang Dunia II. Ketika itu kaum ibu banyak harus meninggalkan rumah mereka karena tekanan ekonomi. Tetapi yang terjadi beberapa tahun kemudian adalah broken home. Banyak terlantar pengasuhannya dan berdampak kepada meningkatnya kriminalitas di masyarakat.

Islam telah memuliakan wanita. Allah telah memberikan ganjaran yang serupa antara amal pria maupun wanita. Ada amal soleh yang hanya bisa dikerjakan kaum wanita, begitu pula sebaliknya. Allah berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. an-Nisa: 32).

Islam menempatkan wanita sebagai istri, ibu dan pengatur rumah tangga. Untuk itu, ada pahala besar yang disiapkan Allah bagi mereka. Sabda Nabi saw.
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
“Dan seorang istri adalah penggembala atas rumah suaminya dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab pada mereka,”(hr. Bukhari)

Masyarakat Barat mengalami masa krisis akibat kaum wanita memilih bekerja di luar rumah. Anak-anak mereka terlantar, dan masalah sosial akibat interaksi pria dengan wanita di sektor publik menjadi-jadi. Kasus pelecehan seksual, pemerkosaan dan perselingkuhan di tempat kerja meningkat. Hasil survey di Amerika menunjukkan 1 dari 4 pekerja terlibat dalam perselingkuhan di tempat kerja.

Keinginan Barat untuk merusak keluarga muslim, khususnya dengan menyerang kaum wanita, memang amat berbahaya dan sepatutnya disadari kaum muslimin, khususnya para muslimah. Harus ada kebanggaan sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengasuh anak-anak mereka.

Aisyah pernah memberikan seorang perempuan miskin dan dua orang anak perempuannya tiga buah kurma. Ketika kurma milik dua anak itu habis, mereka lalu memintanya kepada sang ibu. Maka sang ibu membelah kurma itu menjadi dua dan membaginya kepada kedua anaknya. Aisyah yang kagum dengan kasih sayang sang ibu itu lalu menceritakannya kepada Rasulullah saw. Beliau lalu bersabda:

إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya Allah telah menentukan baginya sorga, atau Allah telah memerdekakannya dari api neraka sebab kedua anak itu.”(HR. Muslim).š

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
back to top