Senin, 27 Agustus 2012

Kekuatan Dari Ketakwaan

Secara umum manusia akan memilih sesuatu yang dianggapnya akan mendatangkan keuntungan dalam hidupnya. Dari segi kehadirannya keuntungan ini ada dua; seketika dan masa depan. Orang-orang yang pandir akan memilih keuntungan seketika karena nampak di depan mata, dan mengesampingkan keuntungan jangka panjang. Apalagi bila keuntungan itu tidak segera dirasakan, orang-orang bodoh menganggapnya sebagai mengawang-awang, dan tidak pasti.

Di sinilah kejelian seorang muslim dalam berpikir dan bertindak. Dorongan keimanannya akan mendorongnya untuk berpikir tidak hanya kehidupan dunia tetapi juga masa depan, yakni kehidupan di akhirat. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
"Orang yang cerdik adalah yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, sedangkan orang  yang bodoh adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsu dan berkhayal kepada Allah SWT."(HR. Tirmidzi)

Karena paham bahwa akan ada kehidupan setelah kematian, maka seorang mukmin akan menjaga setiap perintah Allah dan menjauhi laranganNya dengan sekuat tenaga. Merekalah orang-orang yang bertakwa.

Sejatinya, orang-orang yang bertakwa adalah orang yang pandai. Mereka memahami keuntungan di dunia adalah singkat dan terbatas. Apa yang Allah sediakan di akhirat kelak adalah keuntungan sejati dan abadi. Itulah yang menjadi tujuan hidup sesungguhnya. Profit yang ingin mereka raih dengan banyak beramal di dunia.

Akan tetapi, bukan berarti selama di dunia Allah melupakan segala jerih payah mereka. Ada beragam ganjaran kebaikan atau keuntungan yang ditebarkan oleh Allah bagi hamba-hambaNya yang bertakwa. Beberapa kebaikan yang Allah janjikan kepada mereka yang bertakwa adalah:
1.      Dimudahkan jalan keluar dan rizki dari jalan yang tak terduga, dan dicukupkan segala hajat hidupnya.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا(3)

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS. ath-Thalaq: 2-3).

Banyak yang khawatir bila menjadi orang jujur dan amanah, tidak akan mendapat keuntungan di dunia. Mereka juga takut bila konsisten dalam agama justru akan dipersulit. Mereka tidak paham bahwa rizki adalah ketentuan/qadla Allah. Dia yang Maha Mengatur dan Memberi, dan hanya Allah yang Maha Perkasa yang bisa menyelesaikan persoalan manusia. Khusus bagi orang-orang bertakwa, Allah mudahkan jalan keluar dan rizkiNya.

2.      Dijaga oleh Allah dan dijauhkan dari makar orang-orang kafir dan para pengikutnya
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”(QS. ali-Imran: 120).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini berkaitan dengan sikap orang-orang munafiq yang bergembira ketika kaum muslimin terpukul pada Perang Uhud. Akan tetapi bila mereka bersabar dan bertakwa mereka akan selamat dari sikap kaum munafikin dan orang-orang jahat.

Hal ini pun berlaku bagi umat muslim jika mereka bertakwa maka mereka akan terhindar dari makar orang-orang kafir dan akan diberi kejayaan oleh Allah SWT.

3.      Senantiasa dikuatkan hatinya oleh Allah dalam menghadapi segala persoalan di dunia.

يَابَنِي ءَادَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءَايَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. al-A’raf: 35).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa tiap umat telah ditentukan masa jaya dan binasanya. Siapa saja yang mengikuti tuntunan Allah yang dibawa para Rasul, dengan tetap bertakwa, patuh dan memperbaiki segala kesalahan, mereka inilah yang dijamin tidak akan merasa takut dan tidak akan menyesal di hari kemudian.


Ini adalah sekelumit dari janji Allah bagi orang-orang yang bertakwa. Masih banyak lagi janji kebaikan, pertolongan dan kemenangan yang akan Allah limpahkan kepada orang-orang yang bertakwa. Marilah kita bersegera menuju janji Allah dengan mewujudkan ketakwaan dalam hidup kita. Semoga Allah senantiasa mengiringi langkah kita.             

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
back to top