Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuknya sampai hari pembalasan.
Saudaraku, para bapak dan ibu.
Allah telah berfirman :
“Kalian adalah ummat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyeru (mereka) kepada yang ma’ruf dan mencegah
(mereka) dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali-Imran : 110).
Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus
Ad-Dari r.a. bahwa Nabi r bersabda :
“Agama itu adalah nasehat. “Kami
bertanya : “untuk siapa? “Beliau menjawab: “untuk Allah, kitabNya, RasulNya,
para imam orang-orang Islam, dan untuk orang-orang awam mereka.” (riwayat
muslim).
Dari sinar cahaya inilah, saya
menulis untuk para orang tua (ibu dan bapak) nasehat ini, dari seorang saudara
yang mencintai mereka seperti kecintaannya kepada dirinya sendiri. Saya memohon
kepada Allah agar nasehat ini akan mendatangkan manfaat. Sesungguhnya Allah
Maha dekat, Maha mengabulkan dan mendengar do’a.
Saudara-saudaraku, para ibu dan
bapak. Panjatkanlah puji dan syukur kepada Allah atas ni’mat anak yang telah
diberikan oleh Allah. Ketahuilah, bahwa anak merupakan suatu amanah yang agung
dan tanggung jawab yang berat di hadapan Allah. Adakah ibu bapak telah
memelihara amanat-amanat tersebut?
Allah berfirman tentang sifat-sifat para
hambaNya yang beriman :
“Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya,” (Al-Mu’minun: 8).
Adakah kuncup-kuncup yang beriman,
putera-puteri bapak ibu, telah bapak ibu didik sehingga berakhlak dengan akhlak
Al-Qur’an ?.
Adakah mereka telah bapak ibu didik
untuk mengikuti sunnah Rasulullah r
?
Allah swt. berfirman :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(Al-ahzab: 21)
Adakah mereka telah Bapak ibu didik
untuk mengesakan Allah I. dan menjaga
fitrah mereka dari noda-noda syirik dan dosa?
Allah I.
berfirman :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman kerkata
kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya ; ‘Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar suatu kezaliman yang besar.” (Luqmam:31).
Adakah mereka telah Bapak ibu didik
untuk bertaqwa dan selalu memperhatikah Allah, baik mereka dalam keadaan
sembunyi atau terang-terangan?
Adakah mereka telah Bapak ibu
ajarkan rukun iman, rukun Islam, dan ihsan, sehingga mereka menjadi teladan dan
contoh hidup untuk seorang muslim dan muslimah?
Adakah mereka telah Bapak ibu ajarkan shalat, dan bapak ibu
perintahkan mengerjakannya pada umur
tujuh tahun, dan bapak ibu pukul pada umur kesepuluh (jika tidak mengerjakannya)
serta memisahkan tempat tidur mereka ?
Sebagaimana telah diajarkan oleh
Rasulullah r dari Amru bin
Syuaib dari bapaknya dari neneknya berkata
: Rasulullah r bersabda : “Perintahlah
anak-anakmu shalat pada umur tujuh tahun, dan pukul mereka (jika tidak
mengerjakannya) pada umur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”
(riwayat Abu Daud dengan sanad hasan).
Adakah mereka telah Bapak ibu asuh
dengan adab dan sopan santun Islam, seperti: berbakti kepada orang tua,
silaturrahim, berbuat baik kepada tetangga, menghormati tamu, berbuat baik pada
fakir miskin, jujur, amanah, adil, mempunyai rasa malu, memjaga lisan dan
pendengaran serta penglihatannya, memberi nasehat kepada setiap muslim, menyeru
(manusia) kepada yang baik dan mencegah
dari kemungkaran, mendahulukan orang lain, randah hati, memenuhi janji, dan
lain-lain yang termasuk akhlak yang baik dan mulia?
Adakah mereka telah Bapak ibu cegah
dari akhlak yang tidak baik, seperti : berbuat aniaya (zhalim) kepada orang
lain, sombong, ghibah, mengadu domba, bohong, bersaksi bohong, hasud, dengki,
memata-matai orang lain, menghina orang Islam, menipu, curang dan khianat ?
Adakah mereka telah Bapak ibu
tunjukkan kepada teman-teman yang baik, dan bapak ibu menjauhkan mereka dari
teman-teman yang tidak baik?
Adakah bapak ibu telah mendidik para
puteri sejak kecil untuk mempunyai rasa malu, menutup badan dan terbiasa
memakai hijab syar’i secara sempurna, terutama wajah mereka, dan menjauhkan
diri dari pergaulan kaum lelaki?
Adakah ibu bapak telah menjadi
contoh yang baik dalam hal ini? Adakah mereka telah bapak ibu didik untuk
bertanggung jawab sejak kecil? Adakah? Adakah? Adakah?
Saudaraku para bapak dan ibu.
Hendaknya masing-masing menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara jujur, kerena tanggung jawab dan amanat
ini sangat besar dan berat.
Allah I
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya adalah maalikat-malaikat yang kasar, keras dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka, dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-tahrim: 6).
Saudara-saudaraku para bapak dan
ibu.
Perkenankanlah saya untuk berbicara
tentang suatu hal penting yang kadang-kadang kedua orang tua meninggalkannya
atau tidak tahu kepentingannya, yaitu upaya mengawinkan putera-puteri pada umur
lebih muda.
Dalam hadits dari Nabi r
bersabda :
“Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa
diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah, karena hal itu lebih membantu
menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan barang siapa belum mampu,
hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat baginya.” (muttafaq alaih).
Perkawinan
akan menjaga dan memelihara kedua suami isteri di samping akibat-akibat positif
lainnya. Para setan penganjur kerusakan dari
golongan jin dan manusia mengerti dengan persis, bahwa perkawinan akan menjaga
individu dan masarakat dari jalan-jalan kerusakan dan kejahatan, maka mereka
memperhatikan sungguh-sungguh untuk menghalangi upaya perkawinan putera-puteri
bapak ibu dengan alasan-alasan yang melenakan sambil memanfaatkan kelengahan
orang tua mereka terhadap bahaya masalah ini.
Bapak ibu –semoga Allah memelihara
anda- hendaknya kalian mengawinkan putera-puteri bapak pada umur lebih muda.
Bersungguh-sungguh mencarikan isteri yang shalehah untuk putera bapak ibu,
begitu juga mencarikan suami yang shaleh untuk puteri bapak ibu, karena mereka
merupakan amanat yang besar, maka penuhilah hak memelihara mereka.
Kepada ummat Islam yang lain,
hendaknya ikut bekerjasama dalam
meringankan beban biaya perkawinan. Para ulama
hendaknya menganjurkan ummat Islam untuk itu. Dalam hal ini kita mempunyai
suri teladan yang baik dari Rasulullah r.
Umar bin Khattab berkata :
“Janganlah kalian memahalkan mahar kaum wanita, karena
andaikata merupakan pemberian di dunia dan ketakwaan di akhirat maka hal itu
lebih diutamakan oleh Rasulullah r. Nabi r tidak pernah
memberi mahar pada siapapun diantara para isteri beliau, dan tidak juga
seorangpun diantara puteri-puteri beliau yang menerima mahar lebih dari dua
belas uqiyah, dan satu uqiyah sama dengan empat puluh dirham.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar