Minggu, 12 Agustus 2012

Penghalang-penghalang Do'a


Berdoa adalah ibadah yang bernilai besar di hadapan Allah. Nabi saw. menyifati doa sebagai ‘sumsum’nya ibadah dan ‘senjata’nya orang-orang beriman.

“Doa adalah senjata orang beriman dan tiangnya agama serta cahaya langit dan bumi,”(hr. Hakim dan Abu Ya’la).
Doa juga merupakan sumsumnya ibadah. Sabda Nabi saw.:

الدُّعَاء مُخّ الْعِبَادَة
“Doa adalah sumsumnya ibadah.”

Allah pun berkenan untuk mengabulkan setiap doa hambaNya. Dalam satu hadits Nabi saw. menyatakan Allah merasa ‘malu’ jika tidak mengabulkan permintaan orang yang berdoa.

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَسْتَحِي أَنْ يَبْسُطَ الْعَبْدُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ يَسْأَلُهُ خَيْرًا فَيَرُدَّهُمَا
"Sesungguhnya Allah merasa malu jika ada seorang hamba yang menengadahkan tangan padanya memohon kebaikan kemudian Ia menolaknya."(hr. Ahmad)

Akan tetapi doa pun bisa tak didengar dan dikabulkan Allah. Ada penghadang terkabulnya doa. Sehingga sekuat dan sebanyak apapun seorang hamba berdoa, Allah tak akan peduli dengan permohonan mereka. Inilah sejumlah penghalang-penghalang doa.

1.        Kurangnya keyakinan akan terkabulnya doa

Seorang yang berdoa harus yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa seorang hamba selama doa itu berisi kebaikan dan bukan pemutus silaturahim. Apapun yang dimintanya maka akan didengar dan dikabulkan olehNya. Tetapi bila keyakinan seorang hamba itu lemah, maka Allah pun tak akan peduli terhadap doanya.
أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
"Aku bergantung pada prasangka hambaKu padaKu, dan Aku bersamanya jika ia berdoa padaKu, jika ia ia menyangka baik padaKu maka baginya kebaikan, dan jika ia menyangka buruk padaKu maka bagiNya keburukan."(HR. Ahmad).

2.        Seorang hamba berdoa tetapi kehidupannya berlumuran barang haram dan yang didapat dengan cara haram

ياَ سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمُكَ تَكُنْ مُسْتَجَابُ الدَّعْوَةِ وَالَّذِي نَفْسِ مُحَمَّدٌ بِيَدِهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فيِ جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً وَأَيُّمَا عَبْدٌ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ وَالرِّبَا فَالنَّارُ أَوْلىَ بِهَ

“Wahai Sa’ad! Perbaikilah makananmu niscaya terkabul doamu, demi jiwaku yang ada di tanganNya sesungguhnya seseorang yang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam mulutnya tidak akan diterima doanya 40 hari dan orang yang dagingnya tumbuh dari kecurangan dan riba maka neraka lebih layak baginya.”(hr. Ibnu Mardawaih)

الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ 

“Seorang laki-laki telah jauh perjalanannya dan berambut kusut penuh dengan debu. Dia mengenadahkan tangannya ke langit (dan berkata), ‘Duhai Rabb, duhai Rabb’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dikenyangkan dengan yang haram, maka bagaimana akan diterima permintaanya?”(hr. Muslim)

Maka perbaikilah makanan kita, dan perbaiki pula cara kita mencari nafkah. Karena ia menentukan terkabul atau tidaknya doa kita di hadapan Allah.

3.        Meninggalkan amar maruf nahiy mungkar

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi jiwaku yang berada di tanganNya, hendaklah kalian bersungguh-sungguh memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, atau niscaya Allah mendatangkan atas kalian siksa dariNya, kemudian kalian berdoa kepadaNya maka tidak dikabulkan untuk kalian.”


Banyak orang tidak mau melaksanakan amar maruf nahiy mungkar dengan beragam alasan. Padahal itu adalah salah satu celah yang menyebabkan doa tidak terkabul di hadapan Allah.

Adapun bila ada orang yang berlumur perkara haram, mengerjakan maksiat, dan menghalangi dakwah, namun setiap doanya seolah dikabulkan, sebenarnya itu bukanlah Allah meridloinya, akan tetapi bagian dari skenario azab yang akan Allah turunkan. Nabi saw. bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

Jika engkau menyaksikan Allah memberikan pada seseorang (kenikmatan) dunia atas kemaksiatannya, sesungguhnya itu adalah istidraj”(hr. Ahmad)š

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
back to top