Senin, 03 September 2012

Mendambakan Ulama Akhirat

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah ulama,”(QS. al-Fathir: 28).

Sejatinya seorang ulama mewarisi sikap dan keilmuan para nabi. Mereka alim, wara (berhati-hati), dan hanya takut kepada Allah SWT. Ulama berada di garda terdepan dalam membimbing umat, membela agama Allah dan menghadapi serta menasihati penguasa. Mereka juga berjuang tanpa pamrih selain hanya berharap ridlo Allah SWT.

Kenyataannya, ulama sendiri beragam. Ada yang lurus ada yang terjerembab dalam menjual ayat-ayat Allah.  Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan: “Ulama itu ada tiga macam; ulama yang membinasakan dirinya dan orang lain dengan mengejar-ngejar kesenangan dunia. Dan ulama yang menyelamatkan dirinya dan orang lain dengan menyeru dan memanggil manusia untuk berbakti kepada Allah SWT. secara lahir dan batin. Dan ulama  yang membinasakan dirinya tetapi menyelamatkan orang lain, pada lahirnya dia memanggil manusia untuk mengerjakan kebaikan, tetapi secara diam-diam dia sendiri hanya mengejar harta untuk mencari kekayaan dan kedudukan dunia.”

Ulama yang pertama secara terang-terangan menghancurkan kaum muslimin dan juga dirinya sendiri. Ia menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah (harta dunia), sementara di akhirat ia mendulang siksa dari Allah SWT. Ciri-ciri ulama ini ialah berani memutarbalikkan ayat dan hukum Allah, membela kebatilan bukan kebenaran, dan memfitnah orang-orang yang justru menyerukan ketaatan pada Allah SWT. Nabi saw. bersabda:

أَهْلَكُ أُمَّتِي رَجُلَانِ : عَالِمٌ فَاجِرٌ وَجَاهِلٌ مُتَعَبِّدٌ . وَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَرُّ ؟ قَالَ : الْعُلَمَاءُ إذَا فَسَدُوا
“Umatku rusak oleh dua golongan; orang alim yang jahat dan orang bodoh yang rajin beribadah.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah manusia mana yang paling berbahaya?” Beliau menjawab, “Ulama jika mereka rusak.”

Kita tercengang-cengang ketika mendengar ada segolongan orang mengaku ulama tapi mendukung wanita sebagai calon kepala daerah, apalagi perempuan itu bukanlah ahli taat. Ada juga ulama yang menghalalkan riba, menghalalkan bermitra dengan orang-orang kafir yang telah membunuh kaum muslimin, menolak penerapan syariat Islam, dsb.

Posisi mereka sebagai panutan umat sungguh membahayakan. Akan banyak orang awam yang mudah percaya lalu mengikuti omongan mereka. pantas bila Nabi saw. menyatakan ulama yang su’ (jahat) sebagai manusia yang paling berbahaya.

Ulama seperti ini juga tidak segan-segan menjilat penguasa, mengamini semua kebijakan mereka tanpa reserve. Serta selalu mendatangi penguasa untuk mendukung kepentingannya meski batil. Rasulullah saw. telah bersabda:
بِئْسَ الْعُلَمَاءِ عَلَى أَبْوَابِ الْأُمَرَاءِ
“Seburuk-buruk ulama adalah yang selalu berada di pintu penguasa.”

Adapun ulama jenis berikutnya adalah yang mengejar dunia. Ia melupakan dirinya meski menyelamatkan orang lain. Sepintas ulama seperti ini bermanfaat bagi umat, tapi sebenarnya ia tergelincir oleh hawa nafsu dirinya. Nabi saw. bersabda:

يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ يَا فُلَانُ مَا لَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ بَلَى قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Akan datang seorang laki-laki pada hari kiamat, dia menemui siksanya di dalam neraka di mana ususnya dikeluarkan dari perutnya. Mereka berputar-putar di dalam neraka seperti berputarnya keledai di penggilingan. Maka para ahli neraka pergi kepadanya seraya berkata: Wahai fulan kenapa kamu? Bukankah kamu melakukan amar ma’ruf nahi munkar? Dia menjawab: Benar. Saya memerintahkan kebaikan tapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang manusia melakukan kemunkaran tapi saya sendiri melakukannya.”(hr.Bukhari, Muslim)

Umat hari ini membutuhkan ulama yang ikhlas dalam membimbing mereka. Berani dalam menyuarakan kebenaran dienul Islam, selain juga mendalam ilmu mereka. Ulama-ulama seperti inilah yang akan menjadi pelita bagi umat. Keberanian mereka akan diganjar pahala sebagai ‘pimpinan syuhada‘ di surga kelak. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَرَجُلٌ قَامَ إلَى إمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ
“Pimpinan para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Mutholib dan orang yang mendatangi penguasa yang zalim, lalu memberinya peringatan ke jalan Allah, kemudian orang itu mati terbunuh.“  

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
back to top