Selasa, 25 September 2012

Keutamaan Menangis Karena Allah

 Allah berfirman dalam surat At-Taubah:
فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”(QS. at-Taubah: 82).

Selayaknya manusia, terkadang merasa perlu dan harus menitikkan air mata. Bisa karena rasa takut, penyesalan atau kesedihan karena kehilangan sesuatu yang dicintai atau sesuatu yang berharga. Adanya tangisan adalah bagian dari fitrah yang dilimpahkan Allah kepada setiap insan. Ketika Nabi Yaqub as. mendapat kabar (bohong) dari putra-putranya bahwa Yusuf as. dimangsa serigala Beliau menangis hingga kedua matanya menjadi buta.

“Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).”(QS. Yusuf: 84).

Akan tetapi janganlah asal menangis. Apalagi menangisi sesuatu yang tidak layak untuk ditangisi. Insan sedunia – termasuk sebagian umat Islam – pernah menangisi kematian Lady Diana. Padahal saat itu dia tewas ketika sedang berkencan dengan pacarnya. Dunia juga pernah menangisi kematian Michael Jackson yang dijuluki King of Pop. Tapi sedikit kaum muslimin yang menangisi pembantaian saudara-saudara mereka di Irak, Afghanistan, Palestina, dsb.

Jangan meneteskan air mata untuk sesuatu yang percuma. Tapi jatuhkanlah air mata untuk sesuatu yang mendatangkan kemuliaan bagi kita. Oleh karenanya, menangislah untuk sesuatu yang tepat, yang mengundang ridlo dari Allah Ta’ala. Jangan untuk sesuatu yang sia-sia apalagi mendatangkan murkaNya.

Umat Islam adalah umat yang serius dan menyedikitkan canda tawa. Kesenangan di dunia bisa berganti menjadi penderitaan abadi kelak di Hari Akhir.  Anas bin Malik ra. pernah bersaksi, “Pada suatu hari Rasulullah saw. berkhutbah, belum pernah saya mendengar khutbah seperti itu, lalu beliau bersabda dalam khutbahnya;
لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
“Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Lalu Anas melanjutkan bahwa para sahabat menutup mukanya sambil menangis terisak-isak. (HR. Muttafaq alayh).

Ada beberapa hal yang dalam pandangan Islam, seorang muslim layak untuk mencucurkan air mata.
1.       Ketika membaca dan mendengarkan al-Quran dan memuji Allah SWT. Firman Allah:

قُلْ ءَامِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا﴿107﴾وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا﴿108﴾وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا﴿109﴾
“Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu`.”(QS. al-Isra: 107-109).

2.       Mengingat dosa dan takut kepada Allah SWT. Sabda Nabi saw.:

لَا يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ
“Tidak akan tersentuh api neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sampai ada susu yang kembali masuk ke dalam payudara.”(HR. Tirmidzi).

Seorang muslim harus merasa menyesal saat telah berbuat dosa. Tidak pandang apakah itu dosa besar ataukah kecil. Ibnu Abbas ra. berkata, “Siapa yang tertawa saat berbuat maksiat, maka akan bercucuran tangis di neraka.”

3.       Saat mendapat musibah, seperti kematian orang yang dikasihi. Imam Muslim meriwayatkan bahwa suatu ketika salah seorang putra Rasulullah saw. sakit keras. Kemudian beliau memangkunya sedangkan nafas anak itu telah tersengal-sengal. Maka jatuhlah air mata Rasulullah saw. membasahi pipi. Sahabat beliau, Sa’ad bin Ubadah ra. yang menyaksikan hal itu bertanya, “Apakah air mata ini (mengapakah engkau menangis sedang engkau melarang meratap)?” Rasulullah saw. menjawab, “Air mata itu bukti rahmat yang telah diletakkan Allah dalam hati hambaNya. Sesungguhnya Allah akan mengasihi hamba-hambaNya yang berkasih sayang pada sesamanya.”

4.       Saat melewati kuburan orang zalim dan memasuki daerah yang dibinasakan Allah dengan azabNya. Ibnu Umar ra. berkata; ketika perjalanan Rasulullah saw. dengan para sahabatnya tiba di daerah kaum Tsamud maka Rasulullah saw. bersabda:

لَا تَدْخُلُوا عَلَى هَؤُلَاءِ الْمُعَذَّبِينَ إِلَّا أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا بَاكِينَ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ لَا يُصِيبُكُمْ مَا أَصَابَهُمْ
“Janganlah kamu masuk ke daerah yang diazab ini kecuali jika kamu menangis, kalau kamu tidak dapat menangis lebih baik jangan masuk ke daerah mereka, jangan sampai kamu terkena apa yang menimpa mereka.”(Muttafaq alayh).

Demikianlah sebagian dari menangis yang dianjurkan agama. Jadikanlah air mata yang keluar dari mata kita mengandung pahala di sisi Allah SWT. bukan sekedar air mata yang tidak berguna.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
back to top